
‘Bagaimana kamu bisa masuk ke dunia tulis-menulis?” Pertanyaan sederhana dari Fiona, seorang kawan baru asal Australia beberapa hari lalu, membuat saya ditarik masuk ke masa silam dan membongkar-bongkar laci ingatan.
‘Saya pikir itu karena dua orang nenek dan seorang kakek saya,’ jawab saya cepat.
‘Bagaimana bisa?’ tanya perempuan yang pernah mengikuti pertukaran pelajar dan ditempatkan di Surabaya. ‘Kakek-nenekmu juga penulis?’
‘Bukan.’ Saya menimang-nimang untuk memulai cerita kepada Fiona dan Melissa. Keduanya datang ke Indonesia karena memenangkan sebuah kuis online yang berhadiah wisata ke Bali.
Lalu di sela-sela makan malam kami mulailah saya bercerita tentang orang-orang yang menjadi gerbang pertama saya berkenalan dengan dunia baca-tulis.
***