Skip to content

rewritten.

  • home
  • stories
  • snapshots
  • projects
  • collaborate
  • publications
    • books
    • magazines
    • newspapers
    • featured

Tag: france

the story of night by eiffel. #paris #france (Taken with instagram)

0
0
0
0
windy ariestantyAuthor windy ariestantyPosted on December 30, 2011Format GalleryCategories UncategorizedTags france, parisLeave a comment on

the skeleton of eiffel tower. #paris #france (Taken with instagram)

0
0
0
0
windy ariestantyAuthor windy ariestantyPosted on December 30, 2011February 13, 2016Format GalleryCategories UncategorizedTags france, parisLeave a comment on
Windy Ariestanty=

windy_ariestanty

apa yang paling menyenangkan dari mollo? orang-ora apa yang paling menyenangkan dari mollo? orang-orangnya. oh, juga anjing-anjingnya yang manis (kadang mereka tengil, apa lagi si mok. ia baru duduk diam jika dicky sudah memanggil namanya) dan selalu menatap dengan sepasang mata bening. 

di mollo, kebaikan itu murah dan berlimpah ruah. orang-orang memberikannya tanpa banyak menimbang dan berhitung. yang terbaik adalah yang ada di tangan dan itu tak harus disimpan untuk sendiri. ini berlaku untuk apa saja. makanan dan pengetahuan; mereka membaginya dengan suka cita sebelum diminta, hingga hal yang paling langka untuk kehidupan yang disebut-sebut modern: waktu—mereka menciptakan waktu agar siapa pun mengalami saat-saat terbaik bersama mereka.

untuk semua itu, terima kasih.
• soal pawang hujan, ilmu pengetahuan, dan keari • soal pawang hujan, ilmu pengetahuan, dan kearifan •

barusan saya membaca opini mas dalipin, penulis dan chief of storyteller @kumparancom di @kumparanplus. opininya yang saya baca adalah soal pawang hujan sewaktu gp mandalika lalu. aksi pawang hujan ini jadi sorotan semua orang, dan tentu saja orang-orang itu terbagi jadi dua kubu. ada yang bangga dan melihat itu fenomena yang sangat lokal, dan ada juga yang merasa itu sungguh memalukan lantaran membuat indonesia terlihat seperti negara yang percaya hal-hal di luar nalar dan ilmu pengetahuan.

‘mereka yang mengecam menggunakan perspektif yang menurut mereka superior: entah bersandar ilmu, logika, rasionalitas, dan agama. Intinya seperti budaya dominan melihat sebuah eksotisme (primitif),’ tulis mas dalipin. ‘mereka yang membela tentu saja sebaliknya: seperti graeber dan rekan antropolog segenerasinya yang mencoba memosisikan objek penelitian sebagai sumber pengetahuan yang tak kalah arifnya dalam menengarai-mengarungi kehidupan.’

tulisan mas dalipin bikin saya teringat obrolan dengan kawan-kawan suku asli dan masyarakat adat yang saya jumpai di tempat berbeda, salah satunya di mollo, timor tengah selatan, ntt. dalam masyarakat adat mollo, ada marga falo atau naben. marga ini, kata dicky senda, penggagas @lakoat.kujawas, dipercaya mampu mengendalikan hujan sehingga dalam struktur sosial masyarakat, kepala adat mereka memiliki tugas sebagai sang pengendali hujan; menjalankan peran pawang hujan.

pieter, seorang antropolog dan pemandu saya di machupiccu bilang kalau pengetahuan manusia modern belum mampu menjangkau kecerdasan dan kearifan nenek moyang kita. pieter bisa jadi penganut graeber. sila baca dulu opini mas dalipin di senandika dalipin yang tayang secara teratur di kumparanplus - https://bit.ly/SenandikaDalipin 

saya penasaran, bagaimana kalian melihat fenomena ini? a penny for your thought!
• pasar kapan dan rebung kering • ‘rebung k • pasar kapan dan rebung kering •

‘rebung kering yang dimasak dengan taciong (tauco) mengingatkan be kepada pasar kapan,’ kata @sandraliu667.  waktu mendengar sandra mengatakan itu, saya sempat terdiam lama. kawan-kawannya di @lakoat.kujawas lebih dulu bereaksi mendengar barisan kalimat yang dibacakan sandra. mereka bertepuk tangan sambil menggumamkan komentar. 

sebaris kalimat sandra mengembalikan ingatan saya pada kamis pagi; hari pasar di kapan. di pasar itu, terpal-terpal membentang, menghalau sinar matahari yang tumpah ruah dari segala arah di pegunungan mutis ini. suara berlogat timor riuh rendah, macam-macam aroma bercampur—getah sayur, raksi kulit jeruk dan alpukat, bara dapur, dan warna-warni yang menyembul di sana-sini—hijau, kuning, merah, biru, jingga; serupa pelangi. 

kenapa rebung dan pasar? saya penasaran. rebung kering, kata mama fun @marlindanau merupakan salah satu bahan pangan bergengsi di mollo. ia hadir hampir di semua hidangan untuk acara penting. 

rebung kering masak taciong adalah hidangan khas hasil percampuran cina dan mollo. ‘ini sama seperti pasar. semua berbaur di sana dan yang be ingat hanya pung rasa senang. sama seperti ketika be makan rebung kering masak taciong.’

saya belum tahu bagaimana cara yang pas untuk menggambarkan pasar kapan, tetapi sandra tahu. kamis itu memang meriah. ada yang meletup-letup ketika berada di tengah hiruk pikuk pasar; bisa jadi itu rasa senang. sama senangnya ketika menyantap hidangan rebung kering yang dicampur tauco—seperti yang dikatakan sandra; asam-asin-manis-segar melebur dan membuat ingin lagi. 

perasaan seperti itu apa namanya?

#winmollo
• wajah melamun, sebuah riwayat gerak garis • • wajah melamun, sebuah riwayat gerak garis •

meski sering ke rumah pintu untuk numpang main-makan-dan lain-lain, obrolan saya paling intens dengan iwan effendi (@_papeyo_ ) justru terjadi di toko papermoon pada 2020. kami saat itu sedang mengobrol tentang konsep teater boneka dan bagaimana wajah melamun justru menggenapi perjalanan papermoon dalam menemukan bentuk bonekanya. obrolan itu dua jam lebih. dan sejak saat itu, saban ngobrol dengan papeyo selalu ada saja hal-hal terkait seni, gambar, dan garis yang disoal. entah selepasan, entah kemudian jadi serius dan berujung mengamati papeyo kerja di studionya. 

saya dalam proses itu senang-senang saja jadi pengamat dan diizinkan bertanya ini-itu. lalu pesan lewat whatsapp itu masuk pada pertengahan 2021. ia bertanya kapan saya ke jogja dan apakah saya punya waktu menuliskan isi kepalanya (sesungguhnya saya meyakini papeyo bisa menulis sendiri) untuk 'daydreaming face - wajah melamun' yang akan menjadi pameran tunggalnya di indonesia. ia, walau sering pameran di luar negeri, justru baru kali ini pameran di indonesia, jakarta tepatnya. saya mana bisa bilang tidak. pertama, saya suka mengulik otak orang. kedua, saya sedari awal sewaktu mengerjakan 'selepas napas', bukunya papermoon, sudah sangat menyukai 'wajah melamun'. 

'mengapa garis?' tanya saya sebagai pembuka. 'sebab bentuk paling murni dari gambar adalah garis. ialah yang pertama kali mempertemukan dunia ide dengan kenyataan. yang menjadikan tiada sebagai ada,' sahutnya cepat. 

mendengar jawabannya, saya segera tahu, ia sedang menceritakan riwayat garis. ia sedang bicara tentang muasal dari keberadaan sebuah bentuk lewat gerak garis. dan bahwa wajah melamun adalah muslihat artistik iwan effendi untuk memancing ekspresi wajah-wajah kita yang selama ini diabaikan atau bisa jadi disembunyikan.

pameran solo iwan effendi 'daydreaming face'  bisa disaksikan di @ruci.art sampai 14 november 2021. sungguh saya baru tahu pas pembukaan pameran kalau tulisan yang kami kerjakan bersama itu jadi pengantar pameran solo ini. kalau sedang di jakarta dan luang, kemarilah. temui cerita yang mengintai di setiap ekspresi wajah melamunmu.
• tentang perempuan mollo dan kawan-kawan yang t • tentang perempuan mollo dan kawan-kawan yang terasa akrab •

entah sudah berapa banyak orang menanyakan bagaimana pengalaman saya tinggal di mollo. faktanya, saya belum pernah ke mollo. tahun lalu saya berencana ke sana, ikut masuk hutan mencari jamur, sayang pandemi menghadang. saya tak mau membawa virus ke sana. 

interaksi-interaksi saya dengan kawan-kawan @lakoat.kujawas di mollo selama nyaris dua tahun ini berlangsung jarak jauh dan daring. hanya dengan @dicky.senda, saya bertemu berkali-kali dan main ke tempat-tempat yang kami bicarakan saban malam sewaktu mengumpulkan narasi awal soal labuan bajo, salah duanya pasar warloka dan dapur tara milik kak liz. dari cerita-cerita dicky, saya masuk ke ruang mereka; mengenal mollo dan manusia-manusianya. mengenal mama fun, papa fun, sindy, sandra, dan kawan-kawan lain di sana. dicky melibatkan saya di beberapa kegiatan dan itu selalu menjadi bagian waktu-waktu terbaik saya.

oktober ini, saya akhirnya bertemu langsung dengan mama fun. perempuan yang jadi salah satu kebanggaan kawan saya itu. yang katanya menjagakan nyala semangat dalam dirinya. perempuan hebat memang begitu. ia bersinar hanya lewat kehadirannya. ia tak perlu berorasi dengan kata-kata hebat, ia hanya perlu ada di sana dan segera ia menjadi mercusuar kami. ia meluaskan pertemuan saya dengan kawan-kawan baru di jogja yang anehnya terasa akrab dan hangat. 

saya, begitu saja, diterima oleh mereka. begitu saja duduk bersama mereka dan berbagi banyak tawa, ledekan, dan cerita.

makanan memang menyatukan manusia. namun dua minggu terakhir, perempuan mollo ini pulalah pengikat kami, alasan kami berkumpul.

terima kasih dan jumpa lagi di meja makan-meja makan lainnya. 

📸: @aditya.nurfaizi
• petra dan hal-hal yang diperdebatkan • pert • petra dan hal-hal yang diperdebatkan •

pertanyaan 'mengapa kubus?' mengantarkan saya kepada banyak pencarian tentang petra. saya suka saja mencari-cari jawaban dari pertanyaan di kepala. satu pertanyaan harus segera disingkirkan jika saya mau hidup berjalan tenang. itu artinya, saya sanggup menghabiskan waktu hanya untuk 'mencari' jawaban. 

saya ke petra demi mencari jawaban pertanyaan itu. pencarian itu mempertemukan saya dengan dan gibson. ia peneliti dan penulis 'the nabateans builders of petra' dan yang paling epik 'quranic geography'. ia mempertanyakan banyak hal sambil menyodorkan bukti-bukti yang ia miliki dari penelitiannya. yang paling memicu perdebatan adalah: mecca (mekah) yang disebut-sebut dalam al-quran bukanlah yang kini diamini sebagai mecca karena ia sama sekali tak ditemukan dalam peta-peta kuno dunia sepeninggal Nabi Muhammad. deskripsi geografis dan alam mecca yang ada di al-quran tak sesuai dengan mecca di saudi arabia sama sekali. tanda-tanda itu justru ditemukan di petra! fakta lainnya adalah semua masjid kuno mengarah ke petra. dan tak terang-terangan bilang bahwa ia meyakini mekah yang sesungguhnya adalah petra. ia hanya terus menyuguhkan fakta-fakta temuannya.

kubus-kubus di petra yang disebut djinn and god blocks menjadi tempat peribadatan dan pemujaan para dewa. letaknya dekat dengan kuil-kuil suci, tak jauh dari gerbang awal petra. pertanyaan di kepala saya pun bertambah: mengapa ka'bah berbentuk kubus? apa hubungan ka'bah dan petra?

jawaban dari pertanyaan ini pun masih menyisakan perdebatan panjang. perjalanan adalah cara-cara saya menemukan jawaban. 

#winpetra #winjordan
Load More... Follow on Instagram

bittersweet of 13

a life traveler who loves watching people. a writer who loves telling stories. a creature who loves laughing. | twitter: @windyariestanty | instagr: @windy_ariestanty | pinterest: windy ariestanty

Archives

Tags

  • airport
  • asia
  • autumn
  • bali
  • beijing
  • chillout
  • expression
  • france
  • inatopbucketlist
  • indonesia
  • iphonesia
  • japan
  • java
  • journeytonowhere
  • kids
  • kuta
  • lightcatcher
  • lotus
  • lovina
  • lucerne
  • madura
  • malang
  • market
  • mentawai
  • myanmar
  • netherland
  • padma
  • paris
  • photooftheday
  • projectkembangverses
  • rekamjakarta
  • salatiga
  • saveorangutan
  • sea
  • southeastasia
  • sunset
  • surabaya
  • suramadu
  • switzerland
  • travel
  • ubud
  • vietnam
  • volendam
  • wonderfulindonesia
  • yangon
  • home
  • stories
  • snapshots
  • projects
  • collaborate
  • publications
    • books
    • magazines
    • newspapers
    • featured
rewritten. Proudly powered by WordPress